Elvia Luthfiasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pilihan Menjadi Guru

Pilihan Menjadi Guru

H_12 Gurusiana_365

Bangga Menjadi Guru

Oleh: Elvia Luthfiasari

Menjadi Guru? Hmm..tidak pernah terbayang sebelumnya. Tapi saya terlahir dari ibu yang seorang guru dan bapak saya juga seorang guru. Kalau pun saya mengingkari cita-cita lebih karena saya pengen out of the box lah judulnya. Ingin tampil beda dengan profesi yang lebih keren dari guru. Itu pikiran saya dulu ketika saya mau memilih kuliah dimana.

Tapi, feeling bapak saya sebagai seorang guru, yang disarankannya untuk anaknya ini, jadi guru ya. Coba ikut test ke pendidikan saja. Saya hanya diam karena memang saya tidak diterima di fakultas yang saya inginkan. Dengan sedikit ragu saya ikuti sajalah saran bapak saya. Then, diterima.

Perjalananpun dimulai dari kuliah di kependidikan selama lima tahun. Akhirnya mendapatkan ijazah S1 dan akta IV bahwa saya berkualifikasi dan berhak mengajar. Sejak itu dimulailah karir saya menjadi guru. Guru honorer di SMPN Kebon Pedes, SMAN 2, SMA Pasundan, SMK Muhammadiyah, MAN 2 Kota Sukabumi. Belum lagi malam hari saya mengajar bimbel di Primagama. Dulu kita masih bisa mengajar cukup dua hari saja disatu sekolah. Sehingga saya bisa mengajar mencla menclo diberbagai tempat.

Saya pernah diprotes siswa saya karena gaya mengajar saya seperti mengajar mahasiswa. Tapi banyak juga yang suka dengan gaya saya mengajar. Ini sich karena laporan beberapa walas. Semoga saja betul adanya. Terutama siswa saya suka gaya dandanan saya. Hehehe untuk yang ini mah sampai sekarang saya masih mendengar they like the way I wear. Simple, sederhana tapi cucok, kata anak-anak sekarang.

Alasan pentingnya adalah ternyata ketika saya jadi guru saya menjadi sangat menyadari arti penting saya sebagai orang tua mereka disekolah. Tugas berat yang dinamakan mendidik itu ternyata sangat menantang. Banyak suka dan duka yang harus dialami. Menguatkan mental siswa. Menjadi tempat curhat ketika siswa menghadapi masalah. Kucing-kucingan kalau ada siswa yang bolos dan bermasalah.

Seringkali masalah yang mereka hadapi adalah karena mereka sudah bermasalah berangkat dari rumah. Pendidikan dalam keluarga sangat besar pengaruhnya dalam membentuk persepsi, watak, karakter dan kebiasaan siswa. Dari hal-hal tersebut saya sebagai guru muda dipaksa untuk memahami, mengadaptasi dan mengawal prilaku siswa di sekolah.

Bahkan seringkali justru dari siswalah saya memahami bagaimana mereka mengatasi masalahnya. Saya belajar dengan 38 siswa yang memiliki karakter yang berbeda. Belajar dari kehidupan sosial siswa.

Inilah hal yang membuat saya bertahan. Meyakini bahwa menjadi guru adalah takdir saya. Dan saya berharap kebermanfaatan yang optimal dengan menjadi guru.

Cijantung 3 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga semakin mencintai profesi guru, bu Elvia

04 Jul
Balas

Aamiin bu.

05 Jul

Keren bu

04 Jul
Balas

Terima kasih bu.

05 Jul



search

New Post