H 5 gurusiana 365

Dokter yang Baik Hati

By Elvia Luthfiasari

Pentigraf?

Bi Lilis adalah nama seorang khadimat saya. Bekerja di rumah untuk cuci gosok. Rumahnya yang dekat dengan tempat tinggal kami memungkinkan Ia untuk pulang pergi ke rumah saya. Sekedar untuk menyapu, melihat-lihat anak saya di rumah. Kebiasaan Bi Lilis adalah senang sekali ngobrol. Apapun selalu diceritakan. Kejadian di sekitar rumahnya pasti saya ketahui. Karena Ia informan yang sangat handal.

Suatu hari Ia menyampaikan bahwa perlu biaya untuk sekolah anaknya. Dan bermaksud untuk meminjam uang. Hmm, setelah berdiskusi dengan suami, kami pinjami ia sejumlah uang. Ia bilang terima kasih neng, neng baik seperti majikan bibi yang dulu, seorang dokter. Saya cuma bilang kalau dokter pasti banyak uangnya. Kalau ke saya jangan terlalu sering pinjam uang. Saya sampaikan seperti itu. Saya cuma guru.

Kali berikutnya, karena Ia mau menikahkan putrinya, maka kami putuskan untuk memberinya sejumlah uang. Sebagai bentuk kepedulian kami. Bi lilis dengan ekspresi polosnya bilang, ih, eneng baik banget. Kayak pak dokter majikan bibi dulu. Saya tanyakan dokter siapa majikan bibi? Ia menjawab itu dokter yang rumahnya di Jalan gongseng. Hmm, di jalan gongseng ada dokter praktek ya?, tanya saya. Ada neng, itu doktorandus." jawab bibi. Neng, doktorandus teh dokter naonnya?, tanya bibi dengan muka polosnya. Ya Allah Bibi...saya kira dokter apaan.